Pentingnya Menjaga Prasangka Terutama Kepada Guru Kita

Diriwayatkan, pada suatu malam, Rasulullah SAW berjalan bersama Shofiyyah binti Huyay, istri beliau. Dan salah satu sahabat ada yang melihatnya. Rasulullah pun menyadarinya. Lalu beliau memanggil sahabat tersebut.

"Kemarilah, ini adalah Shofiyyah istri saya...!" Jelas Rasulullah.

Ada sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari kisah peristiwa tersebut. Bahwa kenapa Rasulullah sampai repot-repot memanggil sahabat tersebut dan menjelaskan bahwa wanita yang bersamanya adalah istrinya. Tentunya agar sahabat tersebut selamat dari prasangka (buruk). Apalagi sampai berprasangka buruk terhadap Rasulullah, sang pembimbing hidupnya.

Hal ini seperti cerita tentang Abi Ihya Ulumiddin. Bagaimana beliau me-nol-kan hati beliau terhadap guru beliau, Abuya sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki. Ketika muncul sedikit terbersit ganjalan di dalam hati beliau kepada Abuya. Namun tiba-tiba Abuya menegur dengan keras, "Ihya'! Itu apa yang ada dalam hatimu?!"

Maka sebagai seorang yang beriman, berperilaku dengan menjaga hati agar selalu berprasangka  baik adalah salah satu bentuk perilaku muslim yang baik. Apalagi prasangka terhadap guru, orang yang membimbing kehidupan kit,a baik itu didunia maupun di akhirat.

Wallahu a'lam

(Foto : Abi Ihya Ulumiddin bersama para pengajar Majelis Juragan Ngaji dari berbagai daerah serta bersama para pengkhidmah Majelis Juragan Ngaji di daerah tersebut)

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=159357055590757&id=100045493895805

Tidak ada komentar untuk "Pentingnya Menjaga Prasangka Terutama Kepada Guru Kita"